Ada yang bertanya, mengapa ia (Pak Habibie) membuat pesawat terbang, jika demikian, bukankah Habibie mengadakan lompatan teknologi masa depan. Tidakkah itu terlalu cepat bagi rata-rata orang Indonesia?
Namun berkali-kali pula Pak Habibie mengutarakan bahwa sasarannya sebenarnya bukan pesawat terbangnya. Tetapi bagaimana putra-putri Indonesia mendapatkan nilai tambah. Bagaimana anak-anak ini bisa pintar, pesawat terbang, perkapalan, elektronika, dan lain-lain hanya wahana.
“Ini salah satu masalah di Indonesia, dimana pun di dunia ini tidak selalu ide dan filosofi itu yang penting, tetapi orang yang ada di belakang ide itulah yang menentukan. Saya juga menyadari hal itu. Kami memerlukan waktu, tetapi jika ingin mengubah sesuatu hal ada dua cara pendekatan yang ekstrem berbeda untuk mencapai sesuatu, seperti industri pesawat terbang
Cara pertama ialah dengan menyekolahkan orang-orang agar mereka belajar aerodinamika, administrasi, dan sebagainya. Setelah itu, mereka mulai membangun pesawat terbang sungguhan. Cara kedua dengan memberikan suatu pendidikan dasar tertentu untuk mereka, kemudian kita berikan mereka suatu hal yang nyata untuk mereka kerjakan sendiri. Disini, kita tidak mengajar mereka bagaimana membangun sebuah pesawat terbang. Tetapi kita meminta mereka menemukan cara bagaimana untuk membuat suatu pesawaat terbang.
Disini ada perbedaan cara. Yang pertama, sama saja misalnya kalau saya mengirim orang untuk menghadiri konferensi internasional dan mengikuti kelompok diskusi, mereka hanya duduk saja dan tidak mendapatkan apa-apa. Tetapi jika dengan cara yang kedua, saya katakan, saya akan membuat pesawat terbang yang dapat menampung 35 penumpang dan harus siap terbang dalam waktu 5 tahun, maa saya akan menghasilkan sesuatu”
Referensi:
[Satu Menit Pencerahan B.J.Habibie oleh A. Makmur Makka]