Jahalah dibagi menjadi dua yaitu
1. Jahalatul ‘Ain
2. Jahalatul Haal
1. Jahalatul ‘Ain adalah seorang perawi yang haditsnya diriwayatkan oleh satu orang namun tidak ada seorang ahli hadits pun yang mengomentari ke-tsiqoh-an perawi tersebut.
2. Jahalatul Haal adalah perawi yang diriwayatkan haditsnya oleh dua orang atau lebih, namun perawi tersebut tidak ada seorang ulama pun yang mengomentari ke-tsiqoh-annya.
Majhul ‘Ain biasanya tidak boleh dipakai sebagai hadits pelengkap atau pun pendukung
Majhul Haal masih boleh dipergunakan sebagai hadits pendukung atau pelengkap
Sebagian ulama terkadang bersikap terlalu toleran terhadap jahalah yang terdapat pada tabi’in. Sebagian mereka ada yang menaikkan derajat hadits yang perawi tabi’innya majhul ke derajat hasan, bahkan shahih. Alasan mereka adalah sabda rasulullah “Sebaik-baik generasi adalah generasiku (shahabat), kemudian setelah mereka (tabi’in), kemudian setelah mereka (atba tabiin)”
Referensi:
Kamus Istilah Hadits, Syaikh Musthofa Al-Adawi