Langsung tidak nyaman melanjutkan istirahat ketika seorang teman memberikan komentar terhadap kejadian yang berlangsung dari pagi hari tadi di Jakarta

“Aku berpikir hal lain. Ini seperti tamparan bagiku jika aku yang memiliki amanah sebagai orang yang ditugaskan rakyat menjaga, mengayomi, dan mengatur rakyatku. Aku lupa bahwa banyaknya konflik adalah cerminan bahwa metodeku memimpin adalah salah”

Terdiam. Tertunduk. Tertampar.

Kalimat yang mengena.

Rakyat kecil konflik dengan rakyat kecil. Kita yang memiliki kuasa hanya terdiam, membisu, tak bertindak dalam lautan konflik ketika kehadiran kita sebagai pimpinan benar-benar dibutuhkan.

Saya teringat apa yang disampaikan Haji Agus Salim dulu

“Leiden is Lijden”

“Memimpin itu menderita!”

View on Path