“Wahai sang raja, kerajaan tidak sempurna kemuliaannya kecuali dengan syariat dan memenuhi hak Allah dengan mematuhi-Nya dan bertindak sesuai dengan perintah dan larangan-Nya. Syariat tidak tegak kecuali dengan kerajaan. Kerajaan tidak mulia kecuali dengan orang-orang yang menjalankannya, dan Juga tidak terwujud kecuali dengan dana. Dana tidak dapat terwujud kecuali dengan kemakmuran. Kemakmuran tidak terwujud kecuali dengan keadilan. Dan keadilan adalah timbangan yang ditegakkan diantara para makhluk. Tuhan yang menegakkannya dan menjadikannya tetap dalam keadilannya. Dialah raja yang sebenarnya’
(Mobedzan Bahram bin Bahram, sebagaimana yang dinukil Al-Mas’udi)
.
“Kerajaan itu tidak terwujud kecuali dengan pasukan. Pasukan tidak terwujud kecuali dengan dana. Dana tidak terwujud kecuali dengan pajak. Pajak tidak terwujud kecuali dengan kemakmuran. Kemakmuran tidak terwujud kecuali dengan keadilan. Keadilan tidak terwujud kecuali dengan memperbaiki kinerja para pejabat. Kinerja para pejabat tidak bagus tanpa adanya kedisiplinan para menteri. Namun, kunci utamanya adalah kepemimpinan raja terhadap dirinya sendiri dan kemampuannya untuk mengendalikan dirinya sehingga ia yang menguasai kerajaan, bukan kerajaan yang menguasai dirinya”
(Anusyirwan)
.
Dikutip dari Mukaddimah Ibnu Khaldun, Pasal Pertama dari Kitab Pertama.
.

.
Kalimat hikmah yang mengena.

View on Path